Bagaimana Cara Bekerja di Startup?

Photo by Annie Spratt on Unsplash

Saya jawab dari dua perspektif:

  1. Menjadi founder (pembuat) startup.
  2. Menjadi karyawan di startup.

Dari pengalaman saya “sekolah” (jadi karyawan) di Bukalapak tahun 2011 dan bertemu beberapa founder (pemilik saham) startup, ada benang merah yang terlihat: pertemanan.

Menjadi founder di startup

Hampir semua founder di Indonesia dan Amerika berawal dari pertemanan. Misal, ketiga founder Bukalapak merupakan teman satu kelas di ITB. Kedua founder Google pun bertemu pertama kali di kampus yang sama.

Para founder tempat terakhir saya bekerja pun berawal dari semacam hackaton. Mereka tak pernah saling kenal, lalu dipertemukan di acara tersebut dan ide mereka jadi salah satu pemenang. Sampai sekarang startup-nya masih berjalan dan terus berkembang.

Menjadi karyawan startup

Tahun 2011 saya magang di Bukalapak karena ditawari teman. Kami saling kenal di komunitas sepeda yang saya bentuk. Masa itu Bukalapak populer di kalangan pesepeda, sehingga tawaran itu seakan pucuk dicinta, ulam tiba.

Setiap startup atau unicorn tempat saya bekerja pun punya kecenderungan merekrut dari rekomendasi internal (bukan nepotisme) terlebih dahulu. Mungkin karena lebih mudah menilai kandidat yang punya testimoni valid ketimbang orang asing tanpa rekomendasi.

Anda yang tak bergelar sarjana pun bisa gabung di startup bahkan unicorn:

Di luar pengalaman saya, bukan berarti Anda yang bukan berlatar belakang atau terkoneksi dengan industri startup, tidak bisa menjadi founder atau gabung startup.

Saat ini banyak situs lowongan kerja yang mayoritas diisi oleh perusahaan startup dan unicorn. Bahkan, saya sempat menemukan beberapa startup mencari founder di sana.

Contoh situs lowongan kerja startup:

Workshop, hackahton atau kegiatan bertema startup pun banyak digelar di Indonesia. Di sana, Anda bisa bertemu langsung pelaku industri, berbincang dan mencari kesempatan karir.

Contoh kegiatan bertema startup:

Menambah teman, berkoneksi dengan founder atau pelaku startup di Linkedin, patut dipertimbangkan agar Anda tetap relevan dengan situasi terkini.

Tulisan oleh Amal Agung Cahyadi. Ingin tulisanmu tampil di sini? Kirim ke kampusunj@gmail.com


Apa komentarmu?